A Simple Key For intelijen indonesia Unveiled
Awani Yamora Masta menggarisbawahi pentingnya sistem rekrutmen berbasis kompetensi dan bukan kedekatan politik. Politisasi rekrutmen masih menjadi masalah yang harus diatasi agar BIN tetap profesional.Namun, jika saham secara keseluruhan disamakan dengan judi, pendapat ini kurang tepat. Dalam investasi jangka panjang, saham justru menjadi salah satu instrumen utama untuk pertumbuhan aset dan perekonomian.
Presiden Prabowo Subianto dalam sebuah pidato pernah menyamakan bermain saham dengan berjudi. Pernyataan ini tentu memicu perdebatan di kalangan masyarakat dan pelaku pasar modal.
When Soeharto ‘resigned’ from his write-up as President in May perhaps 1998 in the strain with the political Professional-democracy motion in addition to a lower in guidance of your civilian political elite, his successors couldn't immediately make radical alterations to the construction and lifestyle in the intelligence products and services.
Untuk menjaga kredibilitas intelijen diperlukan wadah organisasi intelijen modern-day, intelijen yang menjaga profesialisme, menghormati hak asasi manusia dan tetap meyakini kerahasiannya serta tata kelola yang demokratis, patuh pada institusi politik dan negara.
Rizal menambahkan bahwa tim pengawasan intelijen harus memiliki kekuasaan untuk melakukan investigasi terkait kasus-kasus ketidakberesan. Tujuannya adalah agar pengawasan tidak semata-mata formalitas belaka, melainkan juga mampu membongkar segala penyalahgunaan kekuasaan di dalam lembaga intelijen.
Kegiatan koordinasi yang dilakukan oleh Kominda merupakan faktor sangat penting dalam menghimpun informasi. Hal tersebut dilakukan untuk mendeteksi secara dini segala bentuk kerawanan di daerah, termasuk terorisme.
Dalam UU ini tidak diatur soal perlindungan terhadap personel intelijen informasi lebih lanjut negara, bilamana jika instruksi oleh consumer
In 1950-1958, army intelligence still dominated the operational functions in the intelligence providers, Despite the fact that they weren't directed to encounter a particular external danger. This politicization method commenced in early 1952 when the Chief of Personnel of the Armed Forces TB Simatupang formed BISAP being an intelligence company to support his Place of work along with the Protection Ministry. Nonetheless, on account of its structural marginal situation and restricted resources and money, BISAP couldn't do Significantly and was dissolved in the next 12 months.[sixteen]
Reformasi Intelijen Indonesia saat ini dihadapkan pada dua tantangan utama yang harus segera diselesaikan, yaitu manajemen sumber daya manusia dan mekanisme pengawasan.
Hal tersebut juga terkait dengan metode kerja dan kultur intelijen yang ingin dibangun di Indonesia. Kerja intelijen lebih banyak dilakukan secara tertutup sehingga bina jaring menjadi hal yang krusial.
Intelijen tidak dapat menunggu suatu perbuatan digolongkan sebagai kejahatan setelah menimbulkan akibat. Intelijen justru harus memberikan peringatan bahwa akan terjadinya sesuatu, yang mengakibatkan kerugian bagi negara.
The civilian-controlled Ministry of Defense proposed to President Soekarno to form a strategic intelligence Business by using a “civil character,” which didn't arrive under the auspices on the armed service. In July 1946, protection minister Amir Sjarifuddin tried using to produce a “
” yang sesungguhnya merefleksikan pemahaman aktivitas intelijen sebagau fungsi strategis suatu negara. Intelijen dipandang sebagai serangkaian aktivitas, baik analisis, koleksi, maupun aksi rahasia, yang dilakukan untuk mendukung kebijakan luar negeri suatu bangsa yang akan ternegasikan apabila kerahasiaan hal ini tidak dapat dipenuhi dan mengakibatkan perilaku negara lain yang menjadi target menjadi tidak terpengaruh.[19]